Alquran merupakan salah satu sumber hukum Islam pertama selain hadits. Segala inti ajaran Islam termaktub dalam Alquran. Bagaimana tidak? Sebab Alquran merupakan firman Allah SWT Yang Maha Awal, Maha Ahhir, lagi Maha Mengetahui.
Allah menjamin kemurnian Alquran sebagaimana dalam Surat Al-Hijr ayat 9, “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” Salah satu bukti kemurnian Alquran adalah mushaf pertama era Khalifah Utsman bin Affan pada 651 H masih tersimpan di Uzbekistan. Konsistensi Alquran juga terjaga melalui para hafiz yang menghafal Alquran tanpa putus dari generasi ke generasi. Alquran turun pada tahun 610 M, namun kitab suci ini menyimpan rahasia keilmuan yang mustahil melampaui masanya. Sehingga tak mengherankan jika Alquran menjadi menjadi pintu hidayah bagi para mualaf memeluk cahaya Islam. Apa saja bukti kebenaran dalam Alquran?
1. Tata Surya (Kosmologi)
Sebagaimana kita ketahui dalam ilmu pengetahuan modern, matahari dan planet-planet di tata surya beredar dalam garis orbitnya masing-masing. Contohnya bumi berotasi mengelilingi matahari selama 24 jam dan berevolusi 365 hari, yang menjadi acuan hari dan tahun kalender masehi. Namun Alquran telah lebih dulu menjelaskan ini dalam berbagai ayat-ayat.
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (QS. Al-Anbiya: 33)
“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS Yaasiin: 38-40)
2. Penciptaan Manusia (Embriologi)
Biologi modern menemukan proses penciptaan manusia terbagi dalam tiga tahap: pra-embrionik, embrionik, dan fetus. Pra-embrionik dimulai ketika sperma berkembang menjadi zigot, kemudian membentuk organ-organ sebagai embrio, dan fetus selama kehamilan.
“Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak terurus? Bukankah ia hanya setitik mani yang dipancarkan?” (QS. Al-Qiyamah: 36-37)
“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (QS. Al-Mu’minun: 14)
“… Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?” (QS. Az-Zumar: 6)
3. Gunung Sebagai Pasak Bumi (Geologi)
Ilmu geologi menemukan, gunung merupakan penyeimbang bumi dari goncangan. Gunung terbentuk dari tumbukan lempengan-lempengan raksasa kerak bumi. Ketika dua lempengan bertumbukan, sebagian lempengan ini membentuk dataran tinggi dan gunung. Namun fungsi gunung bagi bumi telah lebih dulu dipaparkan dalam Alquran, 1400 tahun silam.
“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.” (QS. Al-Anbiya: 31)
“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? Dan gunung-gunung sebagai pasak?” (QS. An-Naba’: 6-7).
Photo: Doc. Istimewa