Banyak peluang bisnis yang bisa kita garap dengan melihat apa yang sudah dilakukan oleh competitor atau bisnis lain, dan “meniru” mereka . Tapi tentunya yang dimaksud “meniru” disini bukan hanya sepenuhnya menjiplak, tapi harus juga dilakukan dengan benar.
Tidak ada yang salah dengan meniru apa yang sudah ada. Banyak sekali ilmuwan, artis, atlet, yang “meniru” hasil kerja orang lain dan memperbaiki apa yang telah dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Sebagai pelaku bisnis, kita juga bisa melakukan hal yang sama, tapi sekali lagi – harus dilakukan secara strategis, supaya bisa menuai hasil yang maksimal dari proses “meniru” ini.
Lantas, bagaimana cara “meniru” yang baik, yang bisa memberikan manfaat lebih ke konsumen dan pada akhirnya akan memberikan keuntungan sebagai kita, pemilik bisnis?
1. Lakukan riset kompetitor untuk melihat apa jasa/produk yang sudah ada, tapi belum sempurna.
Langkah ini penting untuk menentukan, di mana kita bisa melakukan perbaikan dari produk/jasa yang sudah ada. Banyak sekali peluang yang bisa kita ambil, yang paling mudah dari segi geografis. Misalnya, suatu aplikasi yang sudah sukses di Amerika Serikat, tapi belum masuk ke Indonesia. Atau portal yang terkenal di Eropa, tapi dibuat dalam Bahasa Indonesia. Mungkin bisa juga perbaikan dari yang sudah ada, misalnya laman untuk belanja kosmetik, tapi dengan tampilan dan menu yang lebih user friendly. Sering-seringlah membuka wawasan supaya kita tahu apa saja yang sudah ada, dan apa yang bisa kita kembangkan untuk memberikan pengalaman yang lebih baik untuk calon konsumen.
3. Kategorisasikan produk/jasa di langkah pertama, dan buat daftar prioritas.
Dari daftar yang sudah kamu buat, mulailah membuat daftar prioritas, mana yang akan kita “tiru” terlebih dahulu. Pikirkan faktor-faktor seperti tingkat kesulitan, tenaga ahli yang kita butuhkan, modal yang harus dikeluarkan, kesiapan pasar menerima produk/jasa tersebut, dan potensi pendapatan. Idealnya kita harus mendahulukan yang tingkat kesulitan paling rendah, tapi punya potensi pendapatan paling tinggi .
3. Buatlah “resep” kamu sendiri
Setelah menentukan produk/jasa mana yang akan kamu buat, mulailah membuat “resep” kamu sendiri. Maksudnya, jangan meniru 100%, karena kalau begitu ada kemungkinan kamu juga akan mengambil hal-hal jeleknya. Telaah produk/jasa tersebut sampai sedetail mungkin dan tentukan hal-hal apa yang membuat mereka sukses. Tentukan juga hal-hal apa yang masih bisa diperbaiki dan usahakan bagaimana perbaikan itu bisa diimplementasikan pada versi kita.
Jadi, tidak ada yang salah dengan “meniru” kan? Asalkan kita melakukannya dengan benar, bukan asal menjiplak tanpa pemikiran yang mendalam. Definisi dari inovasi sendiri adalah penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada. Jadi, asalkan kita tetap bisa menambahkan sesuatu yang baru, dan lebih baik tentunya, kita pun sudah berinovasi. Terus latih diri kita untuk terus memperhatikan apa yang membuat bisnis lain sukses, mulai dari ide dasar sampai cara mengeksekusinya – untuk kita implementasikan ke bisnis kita sendiri. Let’s start “copying”, with pride!
Teks: Desy Bachir