Sebagai muslimah, memakai hijab adalah salah satu cara memenuhi kewajiban untuk menutup aurat. Penggunaan hijab harus diperhatikan kesesuaiannya dengan syariat Islam. Terkadang cara memakai hijab dengan menggulung dan menguncir rambut ke bagian belakang kepala menjadi hal yang tidak patut dilakukan karena menyerupai “punuk onta”. Hal ini pun tertulis dalam hadits dan diatur dengan ketentuan Islam.
“Ada dua golongan penduduk neraka yang belum aku melihat keduanya yaitu kaum yang membawa cemeti seperti ekor sapi untuk mencambuk manusia (maksudnya penguasa yang dzalim), dan perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang, cenderung kepada kemaksiatan dan membuat orang lain juga cenderung kepada kemaksiatan. Kepala-kepala mereka seperti punuk-punuk unta yang berlenggak-lenggok. Mereka tidak masuk surga dan tidak mencium bau wanginya. Padahal bau wangi surga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian waktu (jarak jauh sekali),” (HR. Muslim dan yang lain)
Hadits di atas menjelaskan bahwa setiap wanita walaupun berpakaian rapi, sopan, dan menutup aurat, bisa saja terlihat melanggar aturan syari’at dan cara berhijab yang tidak benar serta mengundang kemaksiatan. Muslimah yang mengenakan hijab dengan menonjolkan rambut yang tersembunyi di balik hijabnya termasuk suatu ketidakpantasan. Sungguh disayangkan apabila hijab justru menjauhkan kita dari surga bukannya menambah pahala.
Berdasarkan fatwa Syaikhuna Fadlilatusy Syaikh Muhammad bin Sholeh al-Utsaimin:
“Adapun jika seorang wanita menggelung rambutnya karena ada kesibukan kemudian mengembalikannya setelah selesai, maka ini tidak mengapa, karena ia tidak melakukannya dengan niat berhias, akan tetapi karena adanya hajat atau keperluan. Adapun mengangkat dan menggelung rambut untuk tujuan berhias, jika dilakukan ke bagian atas kepala maka ini masuk ke dalam larangan.”
Fatwa ini juga menegaskan larangan untuk berhias (bertabarruj), sesuai dengan firman Allah “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu (bertabarruj) berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu,” (QS. Al-Ahzaab: 33).
Teks: Evelynd
Foto: Dok. Istimewa