Sering kita mendengar orang tidak memotong kuku dan mengumpulkan rontokan rambutnya ketika haid untuk disucikan bersama ketika mandi junub nanti. Anggapan ini berangkat dari pemikiran bahwa wanita yang haid kondisi tubuhnya sedang tidak suci, sehingga rambut dan kuku yang hilang dalam kondisi haid harus dimandikan juga. Benarkah hal ini?
Sebenarnya tidak ada larangan atau dalil yang dengan jelas menyebutkan larangan ini. Namun terdapat beberapa contoh kasus serupa dalam hadits dan riwayat.
1. Aisyah RA menyisir rambutnya saat haji wadha
اخَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَجَّةِ الْوَدَاعِ فَأَهْلَلْنَا بِعُمْرَةٍ ، ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” مَنْ كَانَ مَعَهُ هَدْيٌ فَلْيُهِلَّ بِالْحَجِّ مَعَ الْعُمْرَةِ ، ثُمَّ لا يُحِلَّ حَتَّى يُتِمَّهُمَا جَمِيعًا قَالَتْ : فَقَدِمْتُ مَكَّةَ وَأَنَا حَائِضٌ فَلَمْ أَطُفْ بِالْبَيْتِ وَلا بَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ ، فَشَكَوْتُ ذَلِكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَالَ : ” انْقُضِي رَأْسَكِ وَامْتَشِطِي وَأَهِلِّي بِالْحَجِّ وَدَعِي الْعُمْرَةَ
Aisyah RA, mendapat haid saat mengikuti haji wadaa’. Rasulullah SAW bersabda kepadanya, “Bukalah ikatan rambutmu dan sisirlah. Lalu masuklah ke dalam ihram untuk mengikuti haji ….” [HR. Bukhari Muslim].
Dalam hadits ini, Aisyah RA bahkan diminta Rasulullah untuk tetap berhaji (kecuali melakukan wukuf). Logikanya, pasti ada helai rambut yang rontok selagi menyisir. Namun Rasulullah SAW tidak menyebutkan keterangan apapun terhadap rambut yang gugur tersebut. Maka hal ini juga berlaku untuk keramas yang memungkinkan rambut kita berguguran.
2. Memotong kuku, rambut kemaluan, dan ketiak
النص على أن الحائض تأخذها ” انتهى يعني الظفر والعانة والإبط
Perempuan haid boleh memotong kuku, bulu kemaluan, dan bulu ketiak.
Adapun menurut mahzab syafi’i, perempuan atau wanita yang sedang haid boleh memotong kuku, rambut kemaluan serta rambut ketiak. Sehingga jika seseorang kehilangan rambutnya saat haid tidaklah mengapa dan tidak dipermasalahkan dalam islam.
3. Dalil tidak adanya larangan menghilangkan kuku dan rambut
وما أعلم على كراهية إزالة شعر الجنب وظفره دليلا شرعيا
Dari ibnu Taimiyah dalam Majmuk al-Fatawa menyatakan: saya tidak menemukan dalil syar’i atas makruhnya menghilangkan rambut dan memotong kuku bagi orang junub.
Sehingga dapat disimpulkan, wanita diperbolehkan menyisir, keramas, dan memotong kuku selama haid. Karena apabila wanita tidak keramas, menyisir, dan memotong kuku selama haid, justru akan mengganggu kebersihan tubuhnya. Sedangkan Islam amat memperhatikan kebersihan dan menyukai kebersihan. Maka tetaplah beraktivitas dan merawat tubuh selama haid sebagaimana biasanya.