Kecintaan Ipoet pada Harley Davidson

Menjadi ‘berbeda’ datang secara alami bagi Ipoet Kusumonegoro. Putri sulung legenda komedi Indonesia Indro Warkop ini. Terlahir di keluarga pecinta motor besar Harley-Davidson, bagi Ipoet menggandrungi Harley adalah suatu keniscayaan. Semua anak Indro tidak bisa tidur jika belum mendengar suara motor Harley-Davidson. Indro yang tergabung dalam komunitas Harley-Davidson Club Jakarta (HCJ) pada tahun 1980-an sering mengajak Ipoet menghadiri berbagai acara HCJ.

ipoet harley1

Awal keterlibatan Ipoet dengan Harley adalah ketika di umur lima tahun diajak bergabung dalam formasi piramida Hell’s Driver (aksi mengendarai Harley akrobatik, belasan orang dalam satu motor). Sejak ini, hingga akhirnya legal mengemudi, Ipoet tak pernah jauh dari dunia Harley-Davidson yang didominasi pria. “Aku merasa saat bawa motor Harley, aku bisa menjadi diri sendiri. Nggak harus jaim. Rasanya this is the real me!” seru Ipoet bersemangat. Bermotor buat Ipoet adalah stress reliever, rasanya amat membahagiakan menunggangi motor Harley. Apalagi Ipoet bekerja di bidang account management yang mengharuskan bertemu klien, merepresentasikan brand tertentu, dengan wanita yang mayoritas feminin. Sehingga Ipoet tampak ‘mbalelo’ di antara rekan kerjanya.

Lingkungan keluarga dan sahabat Ipoet amat suportif karena semuanya berkecimpung di dunia yang sama. Namun ketika bicara soal pasangan hidup, Ipoet baru merasa dirinya ‘berbeda’. “Sahabatku pernah bilang, ‘lo sadar nggak kalau cowok yang bukan anak motor, akan ‘ngeri’ liat lo?’ Di situ baru aku ngeh, iya juga ya. Mungkin aku nggak sadar selama ini aku mengintimidasi pria-pria dengan hobiku, naik motor besar, touring berhari-hari lamanya,” kata lajang pecinta kopi ini.

ipoet harley2

Padahal tak ada yang ‘aneh’ dari touring komunitas motor besar, seperti travelling pada umumnya hanya saja naik motor dalam rombongan. Kegiatan di tempat tujuan biasanya menghadiri acara tertentu, kemudian silaturahmi dengan bikers lokal. Sisanya hangout bersama menikmati suasana tempat tujuan. Dunia motor amat egaliter. Wanita-wanita di dunia Harley-Davidson diperlakukan sama dengan pria. Mereka tidak mengistimewakan ataupun meremehkan seseorang karena gendernya. “Pokoknya you are one of us, we are equal,” kata Ipoet yang selalu punya ‘ritual’ ke salon dan memakai kuteks sebelum touring agar lebih percaya diri ini.

Waktu juga yang menjadi kunci Ipoet untuk tetap mencintai dirinya sendiri. Seiring waktu berjalan, Ipoet menerima it’s okay to be different. Tak sedikit pihak yang mencoba ‘memperhalus’ kewanitaan Ipoet. Setiap tahun ada saja yang memberi kado seperangkat alat make up saat Ipoet berulang tahun. Lucunya, Ipoet menerima kado ini sepulang riding naik Harley-Davidson, dengan wajah yang masih kumal dari jalanan. “Mungkin lebih tepatnya seperangkap ya. Karena ini merupakan perangkap supaya aku harus dandan,” kata Ipoet terbahak.

Text: Hafsya Umar

 

Photo: Doc. Istimewa