Sudah menjadi kebiasaan banyak orang Indonesia untuk memfoto makanan sebelum memakannya. Biasanya, foto-foto tersebut diunggah ke aplikasi Instagram di handphone. Kebiasaan ini ternyata banyak membuahkan kreatifitas yang menarik. Banyak akun Instagram yang secara khusus menampilkan foto-foto makanan di galerinya dengan nuansa yang berbeda-beda. Berikut kami berikan tips mengambil foto makanan yang menarik untuk Instagram, dengan menggunakan kamera DSLR.
1. Mengenali Pengaturan Kamera
Sebelum melakukan pengambilan gambar, hal pertama yang harus kita pahami adalah segitiga exposure. Apa sih segitiga exposure itu? Segitiga exposure terdiri dari Aperture, Shutter Speed, dan ISO. Ketika kita bisa memahami tiga hal ini, maka kita bisa dengan mudah “mengenal” pengaturan kamera sederhana. Hal ini tidak hanya berlaku untuk kamera dslr atau mirrorless tapi juga bisa untuk gadget seperti kamera handphone & tablet. Disini saya akan membahasnya secara singkat saja. Misalnya, foto di atas dengan detail sebagai berikut sebagai berikut :
Foto diambil jam 09.47 wib
Arah cahaya kiri, reflektor kanan.
Aperture (bukaan) f/1.6
Focal Length 35.0mm
Speed Shutter 1/4000
ISO 200
Kenapa Aperture (bukaannya) saya pakai f/1.6 ? Karena saya ingin mendapatkan efek bokeh, selain fokus di depan. Semakin besar bukaan (f/1.4 – f/16 ? paling besar f/1.4) maka foto selain fokus akan semakin bokeh (blur).
Speed shutter adalah kecepatan kamera mengambil gambar, semakin tinggi speed shutter, semakin tinggi kemampuan kamera menangkap gambar bergerak (freeze). Saya menggunakan speed shutter yang tinggi agar tidak terlalu terang, karena cahaya matahari sangat terang, meski ISO sudah saya gunakan yang paling kecil (200).
Jika mengambil foto tanpa tripod, usahakan mengambil speed shutter tidak kurang dari 1/100 atau anda akan mendapat gambar yang sedikit (goyang) karena tangan yang gemetar saat pengambilan gambar.
ISO yang saya gunakan adalah 200, paling kecil dalam pengaturan kamera yang saya gunakan. Semakin terang cahaya, semakin kecil ISO yang kita gunakan. Semakin redup cahaya. Semakin besar ISO yang kita gunakan. Misal, mengambil gambar di malam hari, memungkinkan kita untuk menggunakan ISO 3200. Namun hal ini tentu tidak direkomendasikan, karena semakin tinggi ISO yang dipakai, semakin noise kualitas foto.
2. Lensa
Jenis lensa yang digunakan menjadi salah satu yang sangat penting. Jika untuk pengambilan gambar landscape kita terbiasa menggunakan lensa wide. Maka untuk food photography, sebaiknya menggunakan lensa fix. Jika tidak ada, kita bisa menggunakan lensa kit (16-50mm). Dengan bukaan antara f/3.5 – f/5.6mm.
3. Sumber Cahaya
Hal ini menjadi penting. Terutama mengenai waktu pengambilan foto. Jika siang hari dengan cahaya terang atau sore hari dengan cahaya redup, tentu intensitas cahayanya berbeda. Biasakan mengambil foto di tempat yang memiliki cahaya yang cukup (tidak terlalu terang dan tidak terlalu gelap) atau kamu bisa menggunakan bantuan external flash jika memang cahaya yang dibutuhkan lebih banyak (seperti untuk pengambilan foto freeze, misalnya water splash atau foto asap).
4. Reflektor
Reflektor merupakan salah satu komponen penting dalam foto. Reflektor membantu kita agar keseluruhan objek dapat terlihat utuh. Tidak ada bagian yang under exposure. Biasanya reflektor ditempatkan berlawanan dengan sumber cahaya.
Kita bisa membuat reflektor sederhana dengan mudah. Bahannya hanya kardus bekas, kita lapisi alumunium foil, sudah jadi. Bisa juga menggunakan cermin.
5. Lighting
Memahami teknik lighting (pencahayaan) dalam foto. Saya merekomendasikan cahaya natural. Karena kualitasnya paling baik, meski harus berkejaran dengan waktu.
6. Penataan & Presentasi
Mempelajari food styling pada akhirnya menjadi kewajiban bagi seorang food photographer dalam kesehariannya. Memastikan makanan yang kita foto memiliki cerita dan gaya kemudian menjadi hal penting. Misalnya, untuk masakan tradisional kita menggunakan properti seperti piring kayu atau blurik, begitupun untuk tema lainnya. Selain itu, sebuah foto juga bisa menggambarkan mood, atau suasana dari seorang fotografer. Misalnya foto still life menunjukkan bahwa seorang fotografer terkesan misterius dengan gaya sederhana namun menarik.
7. Mengatur Framing dan Komposisi
Menemukan keseimbangan dalam foto itu penting. Salah satunya berdasar pada aturan Rule of Third. Memperhatikan background & foreground. Memastikan bahwa kita menggunakan properti yang tidak terlalu ramai, akan membuat makanan yang kita foto menjadi pusat perhatian. Misalnya, kita menggunakan warna napkin yang selaras dengan warna piring yang digunakan.
8. Sudut Pengambilan Gambar
Untuk foto yang menggunakan kamera gadget seperti handphone atau tablet, saya merekomendasikan untuk mengambil gambar dengan sudut BEV (Bird Eye Level). Karena keterbatasan kemampuan kameranya, dari sisi BEV ini seorang fotografer dapat tetap mengambil foto dengan baik menggunakan kelebihan bermain dalam mood, styling dan cerita foto.
Sedangkan untuk foto yang diambil menggunakan kamera, bisa menggunakan dengan banyak sudut. Baik iu three quarter maupun level (BEV atau frog eye).
9. Editing
Untuk hal ini, tidak perlu berlebihan. Foto yang terlihat natural, justru menghasilkan gambar yang lebih mouth watering. Jadi saya merekomendasikan untuk menggunakan photoshop atau photoshop express hanya untuk membetulkan cahaya, atau menambah shadow atau sharpeen jika diinginkan.
Sebenarnya tidak semudah ini saat praktiknya. Ini hanyalah awal dari sebuah proses yang panjang. Sering mencoba tentu akan membuatmu terlatih dalam mengolah taste fotografi kamu. Selamat mencoba!
Teks:
Rika Ekawati
Food Blogger
Instagram @rikaekawati