Seoul, Korea Selatan, sebuah kota yang (surprisingly) menawarkan banyak inspirasi modest fashion sekaligus berbagai jenis perawatan kecantikan. Trip saya bersama ketiga teman saya selama enam hari, meninggalkan banyak cerita seru sekaligus beberapa tips untuk berlibur hemat dan berbelanja cerdas di kota yang dikenal dengan budaya K-pop ini.
Insadong
Tak lengkap sepertinya kalau berlibur tanpa berkunjung ke tempat-tempat khusus turis. Saya dan teman-teman sepakat untuk menghabiskan waktu satu hari penuh mengunjungi kawasan turis Hanok Village, Jogyesa Village dan Insadong. Daerah ini berdekatan satu sama lain. Di sini kita bisa melihat banyak rumah-rumah kuil tradisional di tengah kota. Lucunya di sekitar kuil tersebut juga banyak pertokoan kecil yang menjual barang-barang unik hingga cafe-cafe lucu untuk sekedar duduk manis menikmati kopi dan roti.
Yeouido Park
Kami juga menyempatkan diri untuk datang ke kawanan Yeouido park dan menghabiskan waktu bersepeda di taman kota tersebut. Beruntung kami masih bisa melihat beberapa bunga sakura yang masih bermekaran di musim semi. Jalur sepeda dibuat terpisah dengan jalur pejalan kaki. Di jalur pejalan kaki, lantai dilapisi matras tipis sehingga kita tidak perlu khawatir untuk pegal dan anak kecil pun bisa berlarian dengan alas yang lebih empuk. Menarik sekali.
Seoul Tower
Kami juga berkunjung ke kawasan Seoul Tower, salah satu tempat wisata yang padat dikunjungi para turis. Disini kita bisa melihat banyak gembok-gembok yang sengaja ditaruh sebagai lambang cinta. Dari sini juga kita bisa melihat suasana kota Seoul dari puncak tertinggi di Seoul. Posisinya yang begitu tinggi membuat kita harus berjalan ratusan mungkin ribuan anak tangga. Tapi tak perlu khawatir, kita juga bisa menaiki cable car atau kereta gantung hingga are Seoul Tower. Harga kereta gantung untuk perjalanan naik dan turun adalah 8500 won.
Dongdaemun
Dongdaemun Design Plaza menjadi salah satu tempat yang paling berkesan bagi saya. Bertempat di kawasan Dongdaemun, arsitektur gedung ini benar-benar membuat kami terpana. Dari luar akan tampak seperti bulatan alumunium besar, yang menyala dengan warna yang beragam di malam hari. Setiap sudut area ini menjaid tempat yang menarik untuk difoto. Terdapat taman di bagian dalam area ini yang terbuat dari bunga-bunga kaca yang menyala di malam hari. Di dalam gedung ini berkumpul banyak designer-designer berbakat yang menjual hasil karya mareka.
Dongdaemun bisa dibilang juga surganya pecinta fashion. Area ini dikelilingi dengan gedung-gedung tinggi dimana di dalamnya banyak toko toko kecil berjualan pernak pernik fashion yang unik. Setiap gedung menawarkan harga yang berbeda-beda. Doota mall salah satu mall dengan barang-barang yang sangat unik. Para desainer lokal Korea berkumpul disini dan memberikan hasil desain terbaiknya. Namun harganya pun begitu tinggi. Untuk satu atasan bisa berkisar 100.000 won atau sekitar satu juta rupiah bahkan lebih. Setiap gedung menawarkan suasana berbelanja yang berbeda. Ada juga mall Migliore yang lebih menyerupai Itc. Barang-barang yang ditawarkan jauh lebih murah. Sayangnya penjual disana tidak seramah mall-mall lain. Mereka cenderung marah jika kita bertanya harga tanpa membeli barangnya. Pembayaran pun sebaiknya menggunakan cash, karena pembayaran dengan kartu akan dikenai biaya yang lebih tinggi.
Namdaemun
Untuk pembelian souvenir murah, kita bisa mengunjungi Namdaemun. Daerah ini adalah salah satu daerah perbelanjaan tertua dan terbesar di Seoul. Harganya bisa jauh lebih murah dibandingkan di tempat-tempat lain. Bayangkan Mangga Dua atau Tanah Abang, kira-kira seperti itulah kawasan ini namun dengan penataan yang lebih baik dan lingkungan yang lebih bersih. Disini kita bisa berbelanja kebutuhan souvenir, perlengkapan anak, aksesoris wanita, hingga kebutuhan rumah tangga. Semua lengkap tergantung bagian mana yang ingin kita tuju.
Seoul Central Mosque
Yang terakhir dan yang menjadi agenda wajib saya setiap berkunjung ke negara dengan mayoritas non muslim adalah berkunjung ke masjid terbesar di negara tersebut. Seoul Central Masque namanya. Bertempat di kawasan Itaewon, saya berkesempatan melihat lebih dekat bagaimana umat muslim disana beribadah. Masjid ini dikelola oleh warga Korea muslim. Menurut salah satu kerabat yang memang sudah lama tinggal di Seoul, kebanyakan dari mereka adalah warga Korea yang menikah dengan muslim. Masjid ini banyak didukung oleh komunitas Iran, karena itulah banyak arsitektur masjid yang berhiaskan kaligrafi dan lukisan khas Iran. Disamping masjid juga terdapat area untuk sekolah dan belajar agama islam. Di sore hari, area ini dipadati oleh anak-anak yang ingin belajar mengaji. Guru-gurunya adalah mahasiswi muslim pertukaran pelajar dari Malaysia, Pakistan, Iran termasuk Indonesia.
They say, the world is a book and those who do not travel read only a page. Satu halaman yang ditawarkan oleh dunia sudah saya lewati, dan saya semakin tidak sabar untuk melewati halaman demi halaman lain dari buku yang ditawarkan oleh dunia ini. Let’s travelling and make memories.