Rasanya kita semua sepakat, pada saat kita menikah, bukan hanya 2 insan yang bersatu, tapi kita mengawinkan juga 2 keluarga besar. Kita mempersatukan 2 budaya yang berbeda. Termasuk dalam hal pengelolaan keuangan. Umumnya masyarakat Indonesia menganggap masalah uang adalah masalah yang tabu untuk dibicarakan, apalagi terhadap pasangan sendiri. Padahal, masalah uang ini penting untuk dibahas bersama pasangan. Hasil survey di Indonesia menunjukkan, bahwa masalah finansial merupakan faktor kedua terbesar yang menyebabkan perceraian selain perselingkuhan. Jadi, jangan anggap remeh urusan uang ini.
Masih belum berhasil juga?
Kisah seorang teman saya ini mungkin bisa memberikan inspirasi. Sebut saja Heidy. Bukan hanya berita tentang kematian mendadak papanya yang membuat dia tidak bisa tidur berhari-hari, melainkan karena ternyata diantara pelayat yang datang ke rumah mereka ternyata juga menagih hutang sang papa. Keluarga mereka selama ini berkecukupan, papa Heidy seorang pengusaha dan mama Heidy ibu rumah tangga. Siapa sangka, setelah papa Heidy meninggal, rumah besar tempat tinggal mereka harus dijual untuk menutupi hutang usaha milik papanya. Sang mama, hanya bisa menggeleng lemah sambil terisak tiap kali Heidy bertanya apa saja dan dimana saja aset papa. Rupanya si papa tidak pernah ngobrol tentang uang dengan si mama.
Keputusan berat pun diambil. Rumah akan dijual, mama Heidy akan menyewa rumah kecil sebagai tempat tinggal baru dan Heidy bersama keempat adiknya masih diwarisi hutang karena ternyata hasil penjualan rumah mereka tidak menutup seluruh hutang papa. Di tengah keputusasaan ini, tiba-tiba seorang agen asuransi yang pernah ditolong papa, datang melayat dan memberitahukan mereka perihal polis asuransi jiwa yang dimiliki almarhum papa mereka.
Lucunya, mama Heidy malah tidak tahu seperti apa bentuk polis asuransi jiwa yang pernah dibeli almarhum suaminya itu. Apalagi mengetahui keberadaan polis itu. Singkat cerita, sekretaris almarhum papa Heidy menunjukkan sebundel berkas di kantor papanya yang belakangan diketahui sebagai polis asuransi jiwa yang selama ini dicari. Uang pertanggungan polis asuransi jiwa itulah yang akhirnya menyelamatkan keluarga Heidy. Mereka tidak perlu menjual rumah dan Heidy beserta keempat adik-adiknya pun terbebas dari warisan hutang papa mereka.
Serem, ya? Tapi ini benar-benar terjadi. Pemicunya sederhana. Seandainya papa Heidy pernah ngobrol tentang uang dengan mama Heidy – tentang dimana aset mereka, berapa nilainya, dimana dokumen-dokumennya disimpan – mungkin bisa jadi Heidy dan mamanya tidak perlu mengalami masa horror seperti diatas.
Pentingnya terbuka masalah uang dengan pasangan, dalam Islam, simply karena kita memiliki ahli waris. Jika terjadi sesuatu dengan kita, entah itu meninggal atau bercerai, maka ahli waris akan mendapatkan haknya dan terhindar dari keburukan/mudharat akibat tidak mengetahui dan mendapatkan haknya.
?????????? ????????? ???? ????????? ???? ?????????? ?????????? ???????? ???????? ?????????? ????????????? ?????? ?????????????? ??????? ????????
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (QS An-Nisaa:9)
Bagaimana? Masih kesulitan juga membuka pembicaraan tentang uang dengan pasangan?
Tidak ada salahnya kamu menyamakan visi dan misi kalian berdua dalam berumah tangga yang dilandaskan atas dasar syariah Islam, termasuk dalam hal pengelolaan keuangan. Sederhana. Apa tujuan pernikahan? Dengan mengetahui tujuan inilah semua sumber kebaikan bermuara.
Berikut ini nukilan ayat Al-Quran yang menjadi landasan pentingnya memiliki perencanaan keuangan keluarga:
????? ??????????? ?????? ??????? ???????? ????? ?????????? ????????? ??? ???????????? ? ???? ?????? ??????? ?????? ????? ??????? ???????? ??????? ????????????????? ????????? ??????? ??????????? ????? ??????? ???? ?????? ??????? ??????? ???????? ?????????? ??? ??????????? ??????? ?????? ????????? ??????? ??????????? ????? ??????
Yusuf berkata: “supaya kamu bertanam tujuh tahun lamanya sebagaimana biasa, maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan, kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit) kecuali sedikit dari yang kamu simpan.” (QS Yusuf: 47-49)
Kisah diatas memberikan pelajaran pada kita pentingnya mengelola keuangan keluarga. Dan perencanaan keuangan keluarga akan tercipta jika kita mau terbuka tentang masalah uang dengan pasangan. Meskipun tabu, tapi perlu. Apalagi niatnya untuk menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah.
Semoga beberapa alternative pembuka obrolan tentang uang diatas bisa menjadi pintu kebaikan buat kamu yang masih merasa kesulitan membahas urusan uang dengan pasanganmu, ya.
Salam,
Eka Agustina, CFP